Powered By Blogger

Thursday, April 24, 2014

Sedikit share mengenai Sikap-sikap Liturgi

Seringkali kita bingung akan gerakan-gerakan dalam Misa. Untuk apa sih duduk, berlutut, berdiri, menepuk dada, dll? Gerakan itu semua bukan tanpa makna melainkan mempunyai makna yang dalam di setiap gerakan yang ada.

Berikut akan saya share kan pengetahuan saya (setelah mengikuti mata kuliah "Liturgi" pada semester 3) mengenai sikap-sikap Liturgi.
Mohon kritik dan saran apabila ada yang harus diperbaiki tentunya harus sesuai dengan aturan liturgi yang memang berlaku:

1. Berlutut
Berlutut menandakan sikap rendah diri kita di hadapan Tuhan yang Maha Esa. Kita adalah manusia ciptannya yang penuh dosa dan dengan rendah hati pula kita datang ke hadapanNya. Gerakan ini bermakna bahwa manusia harus menyadari bahwa dirinya amatlah kecil di hadapan Allah sang pencipta. Berlutut dilakukan ketika pernyataan tobat (saya mengaku), menyanyikan Tuhan kasihanilah (kecuali Paduan suara lah) doa syukur agung, pemecahan roti (anak domba Allah, ya paduan suara nggak lah), dan ketika berdoa sebelum menerima komuni.

2. Duduk
Duduk menandakan kesiapan hati kita dalam mendengarkan sabda Tuhan yang kita dengarkan dalam Kitab Suci, dan kesiapan hati kita untuk mendengarkan nasihat Imam. Duduk dilakukan saat Bacaan I, Bacaan II, Pendarasan Mazmur (Kecuali pemazmur tentunya hahaha), dan selama persembahan diedarkan.

3. Membuat tanda salib
Membuat tanda salib mengingatkan kita akan pembaptisan kita dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus. Selain itu dengan membuat tanda salib kita diingatkan akan tanda kemenangan Kristus atas maut. Membuat tanda salib dilakukan saat kita mengambil air suci, dan pada awal dan akhir Misa. 

Hendaknya jangan membuat tanda salib berkali-kali dalam Misa (zaman sekarang tanda salib dibuat saat selesai Homili, pengudusan roti dan anggur, doa sebelum komuni)

Tanda salib dalam Misa cukup hanya 2x yaitu pada awal dan akhir Misa ketika Imam memberi berkat dengan tanda salib. Karena dalam Misa seluruhnya adalah proses doa yang diawali dan diakhiri dengan tanda salib.

4. Menepuk dada
Menepuk dada menandakan penyesalan yang amat mendalam atas perbuatan yang dosa yang kita lakukan selain itu juga meminta Tuhan masuk ke dalam hati kita. Gerakan ini dilakukan saat seruan tobat (saya mengaku, anak domba Allah, dan saat Imam menunjukkan hosti setelah anak domba Allah)

5. Berdiri
Berdiri berarti kita siap dalam mendengarkan Firman-Nya dan sekaligus tanda kita siap menerima kehadiran-Nya. Gerakan ini dilakukan untuk menyambut perarakan masuk dan perarakan keluar, saat pembacaan Injil (kecuali Jumat Agung kalau kuat silahkan hahahaha), Prefasi, Bapa Kami, menyanyikan Kemuliaan.

6. Bersalaman
Untuk ini sepertinya sudah cukup tau ya ketika salam damai. Gerakan ini bermakna kita semua adalah satu saudara dalam Yesus Kristus.

7. Menundukkan kepala
Gerakan ini bermakna kita masuk ke dalam diri dan dengan rendah hati mengajukan permohonan kita kepada Tuhan. Ini dilakukan dalam setiap doa dan juga menandakan hormat kita kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

8. Tepuk tangan (Tidak ada)
Sering ada pertanyaan bolehkan kita bertepuk tangan untuk paduan suara yang bagus atau malah untuk Imam yang hebat homilinya (kayak pendeta protestan saja segala dikasih tepuk tangan dan bilang "amin saudara amin, berikan tepuk tangan yang meriah buat Tuhan weeeeee).

Tepuk tangan hendaknya tidak dilakukan dalam Misa sekalipun paduan suaranya hebat. Jika memang ingin memberikan apresiasi pada paduan suara sebaiknya dilakukan setelah Misa.

Umat atau bahkan Imam tidak boleh memprovokasi tepuk tangan dalam Misa. Hal ini membuat Misa seakan menjadi pertunjukkan rohani.

Setiap kali tepuk tangan terjadi di tengah Liturgi yang disebabkan oleh semacam prestasi manusia, itu adalah tanda yang pasti bahwa esensi liturgi telah secara total hilang, dan telah digantikan dengan semacam pertunjukan religius

-Paus Benediktus XVI-

9. Mengatupkan tangan
Bermakna kita menyerahkan segala urusan kehidupan kita kepada Tuhan dan memohon berkat dari-Nya. Dilakukan dalam semua doa dan saat menyanyikan/mendoakan Bapa Kami. Maka hendaknya jangan bergandengan tangan dalam menyanyikan lagu Bapa Kami.

Bukan bergandengan tangan yang mempersatukan tapi doa Bapa Kami itu sendiri sudah mempersatukan seluruh umat yang hadir. Saat itu pula Imam berdoa atas nama Gereja dengan merentangkan tangan (maka umat hendaknya tidak ikut-ikutan merentangkan tangan). Itu adalah gerakan presidensial dalam Misa, contoh saja ketika Upacara Bendera anda tidak mungkin kan mengikuti gerakan inspektur upacara.



Terima kasih dan mohon kritik serta saran apabila ada yang perlu diperbaiki

Tuhan Memberkati

2 comments:

  1. Kemaren pas di Atma misa malam paskah dan padusnya nyanyi "Messiah"-nya Handel (Yang Hallelujah), umatnya malah tepuk tangan, yang bikin gue bingung. hahhaha. makasih loh pencerahannya Niko :D

    ReplyDelete
  2. Ini nietha ya? hahaha thanks niet ia tadinya gw mau komen tapi takutnya gak diterima juga yaudahlah lewat blog saja lebih halus. Semoga mereka bisa mengerti hahaha

    ReplyDelete