Powered By Blogger

Thursday, December 25, 2014

Sebuah Perjalanan Indah

Tulisan kali ini merupakan refleksi saya terhadap perjalanan saya di UKK Pastoran Atma Jaya, Jakarta mulai 2011 hingga 2014

Ya perjalanan saya dimulai sejak saya memasuki UNIKA Atma Jaya pada tahun 2011, awalnya saya tidak terlalu memperhatikan apa sih itu Pastoran atau untuk apa ikut Pastoran karena saya sudah aktif dalam paroki dan lingkungan.

Singkat kata akhirnya saya memilih untuk memasuki dunia Legio Mariae karena saya sendiri begitu ingin dekat dengan Bunda Maria. Inilah dasar dari perjalanan saya di Pastoran Atma Jaya, disini saya berkenalan dengan seorang bernama Dian yang mengajak saya untuk ikut PPL (Pekan Pelatihan Liturgi) 2011. Awalnya sempat ragu dan tidak mau ikut  tapi akhirnya saya ikut juga dan kegiatan inilah yang menjadi langkah awal saya di Pastoran Atma Jaya.





Akhirnya oh akhirnya saya dipilih menjadi Koordinator Misdinar dalam Liturgi 2012. OH My Godness! Saya belum terlatih sebagai misdinar dan baru di Atma Jaya saya menjadi Misdinar itu pun hanya 1 bulan sejak PPL 2011 di bulan November tiba-tiba pada Desember 2011 saya diangkat sebagai Koordinator Misdinar, sebuah hal yang tidak pernah terduga sebelumnya. Saya masuk ke dalam keluarga besar pengurus Pastoran Atma Jaya secara khusus bidang liturgi dan Misdinar yang katanya memiliki hubungan amat erat dengan para pendahulu (sesepuh) yang lebih dulu menjabat di Liturgi. Secara khusus di Misdinar ini saya menemukan sebuah keluarga kasih yang saling mengasihi dan membantu khususnya ketika yang menjabat sedang kesulitan.

Koordinator Misdinar PAJ 2008-2014

Saya mengikuti KLOP 2012 yang bertujuan melatih dan membentuk mental para koordinator di PAJ. Waktu itu kegiatan dibuka dengan jalan kaki dari Atma Jaya ke Katedral yang disebut peregrasi berdua-dua dan kami diharusken memungut sampah sepanjang jalan. Acara kemudian berlanjut di Padepokan Bukit Kehidupan, Gadog. Acara paling berkesan adalah malam terakhir dimana kami menjalani jalan salib agung dan kemudian dibasuh kakinya yang membuat saya sampai menangis sekencang-kencangnya.

Di Pastoran ini juga saya bertemu dengan Romo G.Koelman, SJ yang sungguh menjadi Bapa Rohani saya dan ia senantiasa memeluk saya sesudah Misa. Beliau adalah Romo yang paling meninggalkan kesan bagi saya, ketika ia diberitakan akan beristirahat di Girisonta pada masa tuanya, saya merasa amat sedih karena akan mungkin akan tidak bertemu lagi dengan Romo yang selalu memeluk para Misdinar ini, dan ini dia fotonya:


Singkat kata banyak kepanitiaan yang saya ikuti di organisasi ini, salah satunya adalah Twitter 2012 yaitu acara pelatihan bagi para staf di PAJ. Ketika itu kegiatan diadakan di Rumah Retret Santa Lidwina, Sukabumi. Tentu saja hawanya dingin dan sejuk hehehe. Hal paling berkesan adalah ketika mencari dana dengan mengamen hingga ke daerah Greenville, Tj Duren.


Kemudian saya menjadi wakil Liturgi dalam promosi kepada Mahasiswa baru di acara Magnus In Action 2012 yang waktu itu bertempat di Sawangan, Depok. Disini juga saya menjadi satu kelompok dengan para peserta dan kebetulah salah satunya menjadi ketua PAJ 2015 (you know who) haha.




Kemudian say amenjadi panitia Gen-X In Action tahun 2012 yang merupakan lomba olahraga dan seni antar Pastoran Mahasiswa dan OMK se- Keuskupan Agung Jakarta.


Oh ia di tahun ini merupakan tahun pertama kalinya saya melatih para Misdinar sekaligus juga bertugas memegang Topi Uskup pada Misa penerimaan sakramen Penguatan




Di tahun 2012 ini juga saya menjadi pemain drama musikal REMIX yang menjadi puncak acara ultah PAJ tahun itu. Saya menjadi pemeran penjahat dalam drama tersebut. Sayangnya fotonya tidak banyak yang bisa saya dapatkan lagi hehe.


Terakhir di tahun 2012 saya menjadi petugas liturgi untuk Malam Natal 2012. Ya sempat merasa kecewa karena suatu hal namun akhirnya saya sadar bahwa saya harus mengedepankan kekeluargaan, dan pemberian diri seutuhnya dalam segala hal.



Tahun 2013 menjadi tahun berat karena saya awalnya merasa tidak mau lagi menjabat di PAJ karena suatu kekecewaan. Tetapi saya sadar bahwa saya harus mengedepankan pemberian diri seutuhnya dan tidak mengejar sebuah jabatan belaka. Ketika itu saya banyak bercerita dengan Romo G.Koelman, SJ dan dia mengatakan kepada saya bahwa "kemuliaan dunia ini hanya sesaat saja". Kata-kata tersebut saya pegang dan akhirnya saya refleksikan dan ya akhirnya saya memutuskan untuk menjabat lagi disini. Di kemudian hari kata-kata itu akhirnya muncul dalam mata kuliah "Hukum Gereja" pada semester 6 dengan bahasa latin "Sic Transit Gloria Mundi yang berarti seperti tadi "kemuliaan dunia hanya sesaat saja". Serta saya menyadari bahwa haruslah bersikap "Servus Servorum Dei" yang berarti hamba dari para hamba Allah. Yaitu melayani dengan sepenuh hati tanpa mementingkan dan mengejar suatu jabatan.

Di tahun ini saya menjadi Koordinator Katekese bidang Kerygma karena memang sesuai dengan jurusan Teologi yang saya ambil di Atma. Saya bertemu dengan seorang awam Dominikan bernama Cornelius Pulung. Ia seorang anak Psikologi namun hebat dalam berteologi dan hebat dalam pengetahuan liturgi. Ia sebenarnya adalah Koordinator Katekese pada tahun 2012 ketika saya menjabat di Misdinar. Ia mau turun menjadi Staf demi membantu saya, dan langkahnya itulah yang di tahun 2014 saya ikuti untuk membantu Koordinator setelah saya.

Di tahun 2013 ini saya iktu EXUS (sebuah pelatihan dan pembentukan mental kebersamaan dan keluarga untuk para Koordinator) yang di tahun 2012 disebut KLOP. Waktu itu tempatnya di sebuah bukit yang saya lupa namanya.


Di tahun ini saya juga menjadi panitia dari Gathering pengurus PAJ yang waktu itu bertempat di Villa Java. Saya menjadi koordinator Transakomsi. Paling berkesan adalah ketika perjalanan pulang salah satu dari dua bus yang kami sewa mengalami patah rem sehingga kami harus pulang ke Jakarta dengan berada dalam satu bus. Sehingga 90 orang peserta termasuk panitia harus sempit-sempitan menuju Jakarta, beberapa bahkan berdiri supaya yang lain bisa duduk. Tapi itulah kebersamaan kami dan sesampainya di kampus kami menceburkan si Ketua ke kolam di dekat PAJ hehehe



Tahun ini menjadi tahun terakhir saya terlibat dalam kepanitiaan di PAJ karena setelahnya saya memilih tidak aktif dalam kepanitiaan.

Malam Natal 2013 diakhiri dengan upacara pembaptisan (walaupun salah karena harusnya dilakukan di Malam Paskah). Saya dan Pulung mendampingi para katekumen hingga penerimaan selesai dengan baik.



Memasuki tahun 2014 saya mulai berpikir apakah sudah saatnya untuk meninggalkan segala aktivitas di PAJ namun akhirnya saya mengikuti langkah Koordinator Katekese sebelum saya dan menjadi staf Katekese membantu Samuel yang meruapakan adik kelas saya di Teologi.

Tahun ini saya menjadi rasul di Kamis Putih dan Misdinar Jumat Agung serta mendampingi 2 orang katekumen yang menerima sakramen baptis di Malam Paskah. Sebelumnya di Minggu Palma saya mendampingi keempat katekumen yang dibaptis pada Malam Natal untuk menerima komuni pertama. Hingga akhirnya 2 dari antara mereka kembali saya dampingi hingga penerimaan sakramen penguatan yang berarti kepenuhan inisiasi Katolik bagi mereka.

Di tahun ini saya memasuki keluarga besar Kerygma 2014. Dewan Hariannya adalah orang yang waktu MIA 2012 berada satu kelompok dengan saya. Waktu itu dia adalah peserta dan saya undangan, dan dia adalah Ketua PAJ di tahun 2015 mendatang. Anda tahu kan siapa? haha ya dia seorang yang tegas dan baik serta peduli terhadap bawahannya, ia juga mau datang ke dalam proses pengajaran Katekese dan memberi masukan yang amat membantu. Dialah Yovita (sedang digendong di foto di bawah ini) hihihi.


Soal jatuh cinta? Oh My God tidak usah ditanya karena 4 tahun di PAJ 3x jatuh cinta dan semuanya tidak bisa terungkapkan. Tapi paling membuat sedih ya tahun ini, upss tidak perlu diceritakan. Intinya dari peristiwa jatuh cinta sepanjang perjalanan saya di PAJ terutama yang paling berkesan dan membekas adalah yang di tahun 2014 ini.

Saya belajar bahwa ada kalanya kita harus memendam perasaan demi kebaikan orang lain. Sakit memang dan sedih rasanya ketika apa yang awalnya baik menjadi buruk tanpa kita mengerti apa sebabnya, mungkin karena sebuah kado dadakan atau hal lain yang tidak diketahui. 

Sedih juga ketika dijauhi begitu saja tanpa alasan, karena saya pribadi lebih memilih ditolak secara langsung daripada dijauhi dan dihindari sehingga akhirnya saya terpaksa memendam perasaan untuk seterusnya. Ya itulah realita hidup, ada kalanya kita harus menerima dan menerima serta berterima kasih atas apa yang terjadi.

DICINTAI SESEORANG SECARA MENDALAM MEMBERI KAU KEKUATAN
MENCINTAI SESEORANG SECARA MENDALAM MEMBERI KAU KEBERANIAN
-LAO TZU-

Cukup sampai disini sesi galaunya, hehehe ya saya berterima kasih kepada Tuhan untuk seluruh proses perjalanan saya di Pastoran Atma Jaya. Tidak akan pernah terlupakan dan akan terus saya ingat sepanjang hidup. Kini saatnya menatap sidang akhir dan wisuda serta masa depan. Pastoran Atma Jaya akan selalu berada di hati saya sampai seterusnya dan seterusnya akan menjadi bagian indah dalam hidup saya.

Terima kasih Tuhan Yesus
Terima kasih Bunda Maria
Terima kasih Pastoran Atma Jaya
-Nikolas Wijaya-


Oh ia disini saya tambahin foto-foto ultah Romo B.Hardijantan Dermawan, Pr yang adalah Pastor Atma Jaya. Beliau amat banyak membantu saya dalam seluruh proses kepengurusan dan kepanitiaan saya terutama dalam masalah pengajaran katekese. Tanpa Romo Hardi, banyak hal yang tidak akan bisa saya lakukan.

Terima kasih Romo semoga kelak menjadi Uskup, Kardinal, dan Paus. hehehe amin




Foto-foto lainnya:









No comments:

Post a Comment