Powered By Blogger

Tuesday, February 3, 2015

Tukang Kayu dan Dewa Danau

Sebenarnya cerita ini merupakan cerita rakyat di Eropa pada zaman dahulu, cerita ini sarat dengan nilai kejujuran

Suatu hari hiduplah seorang tukang kayu yang sudah tua dengan kapaknya yang sudah usang
Ketika ia sedang menebang kayu di pinggir sungai tanpa sengaja jatuhlah kapaknya ke dalam danau

Ia pun menangis dan terus meratapi kesialannya, tangisannya didengar oleh dewa danau yang menguasai danau tersebut

Sang Dewa pun muncul dan bertanya, katanya "mengapa kamu menangis wahai manusia penebang kayu?"

Tukang kayu itu berkata "kapakku satu-satunya yang selalu kujaga, satu-satunya alatku untuk mencari uang untuk membeli makan terjatuh ke dalam danau, aku tidak bisa berenang dan danau ini airnya sangat dalam".

Sang Dewa berkata "baiklah akan kuambilkan kapakmu itu", tidak lama kemudian Sang Dewa muncul lagi sambil membawa kapak yang berwarna emas, kemudian berkatalah Dewa "apakah ini adalah kapak milikmu?"

Tukang kayu itu berkata "bukan itu bukan kapakku".

Kemudian Sang Dewa membawa lagi sebuah kapak yang berhiaskan permata dan bersinar terang, lalu berkatalah Dewa "apakah ini adalah kapak milikmu?"

Tukang kayu itu berkata "bukan itu bukan kapakku".

Kemudian Sang Dewa membawa lagi sebuah kapak yang sudah usang dan rusak yang merupakan kapak si tukang kayu itu, lalu berkatalah Dewa "apakah ini kapak milikmu?

Tukang kayu itu berkata "betul itulah kapakku".

Kata Dewa itu "kamu adalah orang jujur pertama yang aku temui di negeri ini, sebagai hadiah atas kejujuranmu aku memberikanmu semua kapak ini, pakailah dan gunakanlah untuk hidupmu.

Tukang kayu itu berterima kasih dan pulang dengan bahagia

Cerita aslinya berakhir disini, tetapi saya coba menambahkan sedikit cerita (dikutip dari berbagai sumber juga), dan semoga menjadi refleksi, ceritanya adalah sebagai berikut:

Beberapa hari setelah itu, Tukang kayu tersebut kembali menangis di pinggir sungai dan kali ini ia menangis begitu kencang hingga Dewa Danau pun kembali muncul dan berkata kepadanya

Kata Dewa itu "mengapa kamu menangis lagi wahai tukang kayu, bukankah kamu sudah mendapatkan kapak yang lebih bagus?"

Tukang kayu itu berkata "istriku, satu-satunya wanita yang paling kucintai di dunia ini, belahan jiwaku tenggelam ke dalam danau, aku tidak bisa menolongnya karena aku tidak bisa berenang dan air danau ini sangat dalam".

Sang Dewa berkata "baiklah akan kuambilkan istrimu", tidak lama kemudian Sang Dewa muncul lagi dan membawa seorang wanita yang amat cantik dan memakai gaun yang bersinar terang, berkatalah dewa "apakah wanita ini adalah istrimu?"

Tukang kayu itu berkata "benar, itu adalah istriku!"

Sang Dewa dengan kecewa berkata "baru beberapa hari yang lalu aku mengenalmu sebagai orang yang paling jujur tetapi sekarang kamu berniat membohongi aku, apakah kamu tidak tahu bahwa aku adalah Dewa?
Tukang kayu itu berkata "maaf Dewa, saya tidak bermaksud membohongi Dewa, hanya saja saya takut seandainya saya berkata "bukan itu bukan istri saya". Saya takut Dewa akan membawa wanita lain yang lebih cantik dan jika saya berkata tidak lagi maka Dewa akan membawa yang lebih cantik lagi. Sampai akhirnya Dewa akan membawa istri saya yang asli dan memberi semua wanita itu bagi saya. Saya takut jika itu sampai terjadi, saya tidak ingin membohongi kesetiaan saya kepada istri saya. Akhirnya saya terpaksa berbohong dan maafkanlah saya yang telah berbohong"

Sang Dewa dengan heran berkata "sungguh kamu adalah orang yang paling jujur dan setia yang pernah aku temui, oleh sebab itu ini ambillah kembali istrimu, dan sebagai hadiah atas kejujuranmu aku akan memberikanmu berkat, setiap kali kamu datang ke danau ini, danau ini akan memberikan segala jenis makanan untuk menghidupi kamu, pulanglah, bergembiralah, dan jagalah satu-satunya wanita yang kamu cintai itu"

Akhirnya tukang kayu dan istrinya itu pulang dengan bahagia.


Selamat berfeleksi, Tuhan Yesus Memberkati, Bunda Maria merestui.....

No comments:

Post a Comment