Jakarta adalah kota megapolitan dengan "beragam" gedung pencakar langit, mall, dan dengan gubuk-gubuk pinggir kali yang "seragam". Bagi para WNI, Jakarta bukan hanya sebagai ibu kota tapi juga tempat menuntut ilmu, tempat berbelanja, tempat tinggal tetap, dll. Tapi jika disadari dan dilihat dengan baik ternyata di Jakarta juga terjadi hal-hal unik. Apa yang tertulis disini semuanya adalah pengalaman pribadi saya sebagai seorang mahasiswa yang menuntut ilmu di Jakarta.
Inilah beberapa hal unik yang mungkin hanya terjadi di Jakarta yang tercinta
1. Permasalahan di halte Transjakarta
Bagi anda yang selalu menggunakan TJ koridor IX (Pinang Ranti-Pluit, Grogol- Pinang Ranti, Grogol-PGC) tentu tidak asing dengan halte Semanggi. Bahkan sebenarnya semua orang di Jakarta pasti tau halte ini adalah salah satu halte TJ yang paling sibuk selain halte pusat harmoni.
Halte Semanggi arah Pluit/Grogol
foto ini adalah foto waktu halte tersebut rusak, sekarang haltenya sudah bagus hehehe
Jika anda cukup jeli pada jam orang pulang kantor maka anda akan melihat ada kesalahan yang terjadi disini. Tempat menaiki bus seharusnya adalah bagian pojok (lihat gambar yang ada kaca di ujung), sedangkan tempat para penumpang turun dari bus adalah bagian yang dekat dengan tangga ke atas (pada gambar ditunjukkan dengan banyaknya sampah).
Tapi yang terjadi justru sebaliknya, para calon penumpang selalu menunggu di tempat penurunan penumpang. Akibatnya? Sering terjadi desak-desakan antara penumpang yang ingin turun dan yang ingin naik ke dalam bus. Bahkan saya sendiri sampai harus ikut mengantri di tempat yang salah karena apabila mengantri di tempat yang seharusnya, terkadang bus pun tidak mau untuk mengambil penumpang yang berdiri di tempat yang benar (pojokan halte).
Hal ini uniknya hanya terjadi di halte Semanggi arah Pluit, tetapi di arah sebaliknya (Pinang Ranti, PGC) tidak terjadi hal ini.
Halte Semanggi arah Pinang Ranti/PGC
Ini adalah bagian penurunan penumpang di Halte Semanggi arah Pluit/PGC, tempat menaikkan penumpang tidak terlihat dalam gambar, sorry :)
Pada gambar, tempat orang tersebut duduk adalah tempat penurunan penumpang bus, pada halte ini proses berjalan baik karena para penumpang yang akan naik dan turun menempati tempat yang seharusnya. Meskipun sering ada calon penumpang yang mencuri kesempatan untuk naik dari tempat penurunan penumpang, beruntung para petugas TJ yang ada di bus cukup tegas dan meminta orang yang akan naik untuk menaiki bus dari tempat menunggu yang seharusnya.
Saat ini, biasanya bagian pojok halte Semanggi arah Pluit/PGC digunakan hanya oleh mereka yang akan menaiki aptb, karena penumpang aptb tidak sebanyak TJ biasa maka aptb boleh menaikkan penumpang dari tempat yang seharusnya adalah tempat menurunkan penumpang.
2. Penumpang TransJakarta
Kalau tadi haltenya sekarang kita berpindah ke manusianya, pernahkah anda merasa kesal apabila sudah menunggu lama dan sekalinya ada bus datang isinya rame luar biasa. Lebih menyebalkan lagi sebenarnya bus rame akibat para penumpang yang tidak mau bergeser ke tengah dan lebih suka untuk berdesakan di depan pintu. Biasanya yang seperti ini adalah laki-laki hehehe, tapi biasanya loh.
Ilusasi gambar
Bahkan meskipun para petugas sudah berteriak agar para penumpang tidak menjejali pintu dan bergeser ke tengah, tetap aja ada oknum yang dengan sengaja tidak mau pindah ke tengah. Entah apa yang terjadi, apakah memang tempat tujuannya sudah dekat, atau mungkin mereka punya maksud lain (kalau kalian dulu adalah pengguna bus kota biasa pasti tau dengan apa yang saya maksud).
3. Ucapan formalitas
Kalau anda akan memasuki bank, biasanya akan ada penjaga yang membuka pintu dan mengucapkan kalimat sapaan kira-kira seperti ini "selamat pagi pak, selamat datang di Bank bla bla bla, ada yang bisa dibantu? Saya sendiri sangat kagum dengan para penjaga karena mereka adalah orang-orang hebat yang bahkan mempetaruhkan nyawa mereka saat melakukan jaga malam. Mereka adalah orang-orang yang luar biasa, dan harus diapresiasi, kebanyakan dari mereka juga adalah orang-orang yang rendah hati.
Tapi pernah terjadi di suatu bank ketika saya masuk, sang penjaga membuka pintu dan mengucapkan kalimat sapaan. Kemudian selalu seperti itu setiap ada nasabah yang datang. Lucunya ada satu nasabah yang mungkin karena terburu-buru tidak sempat membalas sapaan penjaga. Namun sang penjaga tetap mengucapkan sapaan dan menanyakan "ada yang bisa dibantu?" dengan kepala menunduk ke bawah padahal nasabah yang disapa sudah menaiki tangga yang berjarak sekitar 10 meter dari pintu masuk. Sebenarnya saya cukup kasihan tapi juga sedikit merasa lucu karena mungkin apa yang diucapkan sang penjaga itu adalah formalitas pekerjaannya.
4. Buang sampah lalu menyalahkan gubernur
Beberapa tempat di ibu kota ini identik dengan sampah-sampah di kali yang memicu terjadinya banjir akibat penyumbatan kali. Akhirnya ketika terjadi banjir yang disalahkan adalah gubernur dan para pemimpin lainnya. Sadar atau tidak sadar banyak orang di Jakarta yang justru menyebabkan hal itu sendiri terjadi akibat kurangnya rasa cinta terhadap alam dengan membuang sampah seenaknya.
Saya pernah menemukan beberapa orang yang sedang menggosip dan mereka mengatakan gubernur tidak ada yang pernah bisa membereskan masalah banjir. Kemudian ketika saya memperhatikan mereka dengan mudahnya membuang botol air mineral, tissue, dan puntung rokok dengan sembarangan. Ketika mereka pergi dari tempat itu, yang tersisa adalah setumpuk sampah yang menjadi tanggungan para tukang sapu. Ironis bukan?
Bahkan setiap habis perayaan malam tahun baru, dll yang biasanya diadakan di bundaran HI, selalu menyisakan berkarung-karung sampah yang kalau tidak dibersihkan akan memberi bahaya tersendiri bagi warga Jakarta, sudah saatnya kita sadar akan hal ini
Bahkan setiap habis perayaan malam tahun baru, dll yang biasanya diadakan di bundaran HI, selalu menyisakan berkarung-karung sampah yang kalau tidak dibersihkan akan memberi bahaya tersendiri bagi warga Jakarta, sudah saatnya kita sadar akan hal ini
5. Merokok di sembarang tempat
Rokok menurut saya adalah salah satu permasalahan moral yang terjadi. Rokok adalah pilihan beberapa orang tapi kesehatan adalah milik setiap orang. Setiap orang harus menghargai kesehatan orang lain dimanapun ia berada.
Di Jakarta, seringkali banyak orang yang tidak memperdulikan aturan untuk tidak merokok di ruang publik. Selain menimbulkan polusi, tentu saja tidak semua orang merokok, dan kasihan mereka yang tidak merokok harus rela menerima asap rokok yang tidak ingin mereka hirup.
Waktu itu di salah satu stasiun kereta di Jakarta Selatan, saya dan teman-teman hendak mengunjungi rumah teman kami. Ketika akan keluar dari stasiun, salah seorang teman saya mengatakan bahwa di peron seberang ada wanita cantik yang merokok, dan hal ini didengar oleh si penjaga. Kemudian penjaga stasiun pun langsung meminta teman saya untuk menunjukkan dimana wanita itu, yang mana orangnya. Setelah diberitahu, sang penjaga langsung menghampiri wanita yang dimaksud, dan apa yang terjadi? Si wanita tampak tidak senang dan justru dengan sengaja membuang puntung rokonya di hadapan si penjaga. Luar biasanya, si penjaga tidak marah dan justru dengan rendah hati ia memungut puntung rokok itu, mematikannya dan membuangnya ke tempat sampah yang ada di stasiun.
Kemudian si penjaga menghampiri kami yang akan segera keluar, ia berterima kasih karena sudah diberitahu ada yang merokok. Ia mengatakan apabila kepala stasiun datang dan melihat ada satu orang saja yang merokok, maka para penjaga stasiun dianggap lalai mengawasi dan akan dihukum push-up,dll.
Mari lebih menghargai sesama dan tidak membuat orang menjadi menderita karena kita
NB: ini semua hasil dari pengalaman pribadi yang saya rangkum sedemikian rupa, semoga berguna dan membuat kita menjadi lebih baik lagi. Semoga Tuhan memberkati
No comments:
Post a Comment