Salam Damai, hehehe sebelunya sudah pernah nulis suatu review yang berisi top moments dalam film epik The Lord Of The Rings, bisa dilihat disini (Top moments LOTR), dan juga tentang salah satu karakter utama dalam serial Harry Potter (Snape Always)
Kali ini, saya ingin membahas beberapa pelajaran dari film serial Game Of Thrones. Tapi bagi anda yang belum menonton dan tidak ingin terkena Spoiler, jangan lihat isi blog saya kali ini hehehe.
Siapa yang tidak tahu film ini? Film serial nomor
satu yang merajai HBO saat ini.
Terlepas dari konten
dewasa (20+) yang hampir selalu ada di setiap episodenya, film ini menampilkan
sebuah plot dan twist yang sangat hebat. Tidak mudah ditebak dan rumit itulah
sifat film ini. Dapat dilihat dari banyaknya tokoh protagonis yang mati di
tengah jalan. Padahal awalnya penonton mungkin sangat mengharapkan tokoh
tersebut mampu membalikkan keadaan film. Sayang seribu sayang banyak dari
mereka yang mati di tengah jalan. Tapi yang akan dibahas disini bukanlah
hujatan terhadap produser dsb tapi beberapa hal yang bisa kita pelajari dari
film ini. Simak ulasan saya berikut ini:
1. Mahkota tidak bisa
memenangkan segalanya
Bahkan sejak awal sudah diceritakan tentang seorang raja
yang gila dan kejam, namanya adalah Aerys Targaryen (tokoh ini diceritakan
lengkap di Novel). Ia dengan mudahnya menyiksa bawahannya, dan bertindak
semena-mena terhadap seluruh rakyatnya. Apa yang terjadi? Ibu kota dikepung
oleh pasukan pemberontak yang dipimpin Robert Baratheon, Ned Stark, dan John
Arryn. Ia bahkan dikhianati oleh Tywin Lannister yang waktu adalah tangan kanan
Raja dengan cara berbohong dan meminta gerbang ibu kota dibuka, namun setelah
gerbang dibuka justru pasukan Tywin malah membunuh dan menyerang pasukan Raja. Tidak
hanya sampai disitu akhirnya raja kejam itu sendiri tewas di tangan kepala
pengawal Raja (Kingsguard) Jaime Lannister, yang sebenarnya sudah bersumpah
untuk setia menjaga raja. Akhirnya keluarga Targaryen hampir seluruhnya tewas
dan menyisakan dua orang yaitu Viserys Targaryen adan Daenerys Targaryen yang
harus mengungsi keluar dari kerajaan.
Sayangnya mungkin para tokoh di film ini tidak belajar
mengenai hal ini, kisah mahkota akhirnya dilanjutkan oleh Robert Baratheon yang
berhasil memimpin pemberontakan. Apa yang terjadi? Ia memang adalah raja yang
baik dan tidak kejam tapi sayangnya ia gila terhadap wanita dan amat suka
mabuk. Ia bijaksana namun sangat bodoh dan rakus akan hasrat seksual. Apa yang
terjadi? Ia dibunuh secara tidak langsung oleh ratunya, Cersei Lannister dengan
diberi minum anggur yang banyak hingga mabuk dan akhirnya diserang babi hutan
saat berburu.
Akhirnya mahkota pun jatuh kepada Joffrey Baratheon yang
sebenarnya bukan anak kandungnya. Ya Joffrey adalah anak hasil hubungan incest
antara Jaime Lannister dan Cersei Lannister (mereka kembar tidak identik). Sejak
awal film, memang Joffrey sudah terlihat bersifat Lannister pada umumnya,
arogan, dan suka berbohong. Apa yang terjadi ketika ia mendapatkan mahkota? Ia
dengan mudahnya mengeksekusi Ned Stark (Season 1 Episode 8) yang ia anggap
menghalanginya mendapat mahkota. Padahal Ned diangkat Robert sebagai pelindung
Kerajaan untuk sementara sampai Joffrey cukup umur.
Joffrey adalah karakter yang amat dibenci di serial Game
of Thrones. Ia adalah raja yang penakut tapi sok berani, kejam dan suka
membunuh (salah satu korbannya adalah wanita simpanan Tyrion Lannister,
pamannya), dan dengan mudahnya memerintahkan pasukan untuk membunuh rakyat
kelaparan yang memberontak. Bahkan pada pesta pernikahannya, ia dengan sengaja
mempermalukan pamannya, Tyrion Lannister dan tidak berhenti menyiksa Sansa
Stark (anak Ned Stark yang pernah jadi calon istrinya).
Apa yang terjadi? Ia dibunuh oleh ibu mertuanya, (Lady
Olenna dari Klan Tyrell) dengan racun pada pesta pernikahannya (Season 4
Episode 1). Hal ini senada dengan apa yang sebelumnya dikatakan Tywin Lannister
kepada Tyrion setelah rapat dewan kerajaan pada season 3 “apa kamu pikir sebuah
mahkota bisa memberikanmu segalanya? Ia atau tidak kita bisa melihatnya dalam
sejarah dunia, hehehe.
Do you think a crown will give you everything?
-Tywin Lannister-
2. Cinta buta terkadang
berakibat fatal
Inilah yang terjadi pada Robb Stark. Sejak kematian
ayahnya, Ned Stark (Season1 Episode 8).
Robb yang memiliki jiwa ksatria dan pemberani memimpin pasukan menuju ke
selatan, ke ibu kota King’s Landing untuk menuntut Raja. Ia bahkan diangkat
sebagai raja di utara oleh para klan lain yang merupakan bannerman klan Stark.
Ia sejatinya pernah berjanji untuk menikahi salah satu putri Walder Frey (Klan
Frey) bahkan ibunya, Catelyn Tully sudah berjanji secara langsung bahwa Robb
akan menikahi anak Frey di istana Frey. Apa yang terjadi? Robb justru jatuh
cinta pada seorang perawat bernama Talissa.
Akhirnya karena merasa sakit hati, Walder Frey justru
mengkhianati Robb dan bergabung dengan Tywin Lannister. Frey kemudian meminta
salah satu paman dari Robb yang bernama Edmure Tully. Pada Season 3 Episode 9
(Rain of Castamere), Robb dan seluruh pasukannya diundang ke dalam pesta
pernikahan Edmure dengan anak Frey. Disinilah tragedi terjadi, bukan hanya
dikhianati Frey ternyata Robb juga dikhianati oleh Roose Bolton (Klan Bolton)
yang padahal adalah orang kepercayaannya.
Saat pesta sudah selesai, pintu ruangan ditutup kemudian
tiba-tiba seorang prajurit Frey menikam perut Talissa yang sedang hamil. Robb
yang terkejut langsung diserang panah dari segala arah. Seluruh pasukan utara
di dalam ruangan pun dibantai habis. Catelyn Tully kemudian menyandera seorang
anak Frey dan memelas agar Robb dibebaskan dengan jaminan Stark tidak akan
membalas dendam. Tetapi Roose Bolton datang dan kemudian berkata kepada Robb
“The lannister send their regards” lalu menusukkan pisau ke jantung Robb. Catelyn
Tully sendiri tewas dengan disayat lehernya oleh pasukan Frey.
Ironisnya jasad Robb dipenggal kepalanya dan dijahit
dengan kepala Serigalanya yang telah lebih dulu dibunuh. Cately Tully jasadnya
dibuang ke sungai. Dengan demikian berakhirlah Raja Utara “The King in the
north”. Kejadian ini membuat para klan Stark yang tersisa hanya tinggal
anak-anak saja Sansa, Arya, Bran, Rickon, dan Jon (anak haram Ned). Mereka
kehilangan orang tuanya (Ned Stark dan Catelyn Tully) serta kakak tertua mereka
Robb Stark. Memang terkadang cinta itu menyakitkan.
3. Cacat fisik tidak
menghalangi seseorang untuk berjuang
Inilah yang terjadi dengan Tyrion Lannister yang lahir
sebagai orang cebol, bahkan kelahirannya merenggut nyawa ibunya. Oleh karena
itu ia dianggap sebagai bencana bagi keluarga Lannister dan amat dibenci
ayahnya, Tywin Lannister. Namun kakaknya, Jaime Lannister amat menyayangi dia.
Tyrion merupakan karakter kedua yang amat dicintai oleh
para penggemar dan penonton GOT setelah Jon Snow. Sekalipun adalah seorang
Lannister, Tyrion selalu mengutamakan kebenaran dan hati nurani. Hal ini tentu
saja berbeda dengan para Lannister lainnya yang kejam dan sombong. Tyrion
sekalipun cebol namun pandai memainkan otaknya untuk membuat lawannya takluk.
Ia juga yang memimpin pasukan kerajaan dalam menghadapi serangan Stannis
Baratheon (kakak Robert Baratheon yang sebenarnya adalah ahli waris yang sah)
pada pertempuran Blackwater (Season 2 Episode 8). Di saat Raja kabur dari
peperangan ia justru memimpin dan menyemangati pasukan kerajaan. Tanpanya
mungkin Kings Landing sudah dikuasai oleh pasukan Stannis.
Pada akhirnya kita melihat ketika Joffrey mati, ia
dituduh membunuh raja padahal bukan ia pelakunya melainkan Lady Olenna Tyrell.
Ia kemudian meminta pengadilan melalui pertarungan, namun Oberyn Martell yang
menjadi pembelanya tewas dalam pertarungan melawan the Mountain. Akhirnya ia
dihukum mati namun dibebaskan oleh Jaime Lannister untuk dibawa pergi oleh Lord
Varrys ke tempat Daenerys berada. Namun ia terlebih dahulu malah membunuh
ayahnya sendiri. Setelah bertemu Daenerys ia tidak dieksekusi (padahal
kemungkinan besar dieksekusi karena Daenerys amat membenci Lannister yang
pernah mengkhianati ayahnya). Ketika Daenerys hilang bersama naganya, Tyrion
diangkat sebagai pemimpin sementara kota Meeryn yang tengah berada dalam
pemberontakan rakyat.
Never forget what you are, the rest of the world will not. Wear it like an armor, and it can never be used to hurt you
-Tyrion Lannister-
4. Politik itu
menyakitkan
Klan Stark adalah klan yang menjunjung tinggi nilai
kebenaran dan keadilan. Tapi apa yang terjadi? Mereka justru menderita
habis-habisan setelah para anggota keluarganya berjatuhan dalam membela
kebenaran. Ned Stark dan istrinya Catellyn Tully, Robb Stark adalah para
anggota Stark yang telah tewas. Sementara itu Sansa Stark terus disiksa oleh
Joffrey dan Ratu Cersei, setelah kematian Joffrey ia dibawa oleh Petyr Baelish
(si pria bermuka dua dan tukang adu domba) kembali ke rumahnya di Winterfell
dan akhirnya menjadi istri Ramsay Bolton seorang maniak yang menyiksa Theon
Greyjoy. Sansa bahkan akhirnya juga disiksa oleh Ramsay bahkan pada malam
pernikahan mereka. Sampai akhirnya Sansa dan Theon lari meninggalkan
Winterfell. Arya yang terpaksa lari dan mengungsi, Bran yang menjadi cacat
setelah didorong dari atas menara karena melihat adegan incest antara Jaime
Lannister dan Cersei Lannister (Season 1 Episode 1) harus bersusah payah pergi
menemukan rumah gagak bermata tiga, serta akhirnya Rickon Stark anak bungsu
yang harus merasakan kehilangan kehangatan keluarga.
Bukan hanya itu Klan Stark juga dikhianati oleh para klan
yang sebelumnya mendukung mereka. Klan Bolton dan Klan Frey adalah pengkhianat
yang mengkhianati Stark demi kekuasaan di utara. Siapakah orang dibalik itu semua? Tidak lain dan tidak bisa dipungkiri bahwa Petyr Baelish juga memegang peranan penting dalam kehancuran Stark. Petyr Baelish adalah orang yang amat hebat dalam berpolitik dan karenanya secara tidak langsung perang dalam film ini tidak pernah selesai. Ya Baelish adalah salah satu karakter paling dibenci karena manuver politiknya yang selalu membawa korban dalam film ini. Politik terkadang menyakitkan ya
5. Never trust anyone
Kalimat ini memang seharusnya ditujukan kepada seluruh
Klan Stark tak terkecuali Jon Snow. Karakter yang merupakan karakter paling
dicintai dan dikagumi di GOT. Jon Snow adalah anak haram Ned Stark. Ia sangat
baik hati dan memiliki jiwa kemanusiaan yang hebat dan ia amat mudah percaya
kepada orang lain. Ia bergabung dengan garda jaga malam (Night Watch) dan
sempat ditawan oleh kaum Wildlings. Ia kemudian terpilih sebagai Lord Commander
Nigh Watch (Garda jaga malam) dan menjadi Lord Commander pertama yang menolong
kaum wildlings (kaum liar di luar tembok yang menjaga 7 kerajaan Westeros
(Seven Kingdoms).
Apa yang terjadi kemudian? Ia ditikam berkali-kali oleh
saudara-saudara Night Watch yang padahal sudah bersumpah setia padanya(Season 5
Episode 10). Jon dianggap telah mengkhianati Night Watch yang selama ini berperang melawan Wildlings (Jon justru menyelamatkan bangsa widlings), padahal Jon melakukannya demi menghindari kemungkinan para Wildlings akan terbunuh pada musim dingin yang panjang (musim dingin di GOT dapat berlangsung hingga 5 tahun lebih) . Jon khawatur para wildlings akan terbunuh ,dan berubah menjadi zombie (White Walkers) yang merupakan ancaman nyata besar bagi manusia. Sepertinya perang lebih intens antara manusia dan white walkers baru akan terjadi di Season 6.
Hal ini banyak menimbulkan kontroversi apakah Jon mati atau tidak? Ada
yang mengatakan bahwa ia akan dihidupkan lagi oleh si penyihir merah, Lady
Melissandre. Tetapi apapun nantinya pelajaran yang penting dari Jon Snow adalah
tetap berani dan jangan mudah mempercayai orang lain.
6. Kekuasaan harus digunakan untuk membela kemanusiaan
Hal inilah yang dilakukan oleh Daenerys Tagaryen Queen of the Andals, Khaleesi of the great sea, and mother of the Dragons. Statusnya sebagai putri dari The Mad King (King Aerys II yang kejam) tidak membuatnya lantas menjadi orang kejam juga. Setelah pembantaian terhadap klan Tagaryen, ia dan kakaknya, Viserys Tagaryen yang tersisa lari meninggalkan Westeros. Setelah dewasa, ia diserahkan kakaknya kepada pemimpin kaum Dothraki yang liar bernama Khal Drogo. Singkat cerita ia mengandung namun keguguran, kakaknya tewas setelah menuntut kekuasaan kepada dirinya dan Khal Drogo, sementara Khal Drogo, suaminya sendiri tewas setelah terkena infeksi akibat sayatan pisau. Akhirnya tinggallah ia dengan Jorah The Andals pengawalnya (yang sebenarnya adalah mata-mata King Robert), dengan sisa beberapa pasukan dan pengikut, serta tiga naga yang telah menetas, jadilah ia ibu seorang naga.
Dalam perjalanannya untuk kembali ke Westeros, ia melewati banyak kota kerajaan yang menerapkan sistem perbudakan. Ia meminta pasukannya untuk membebaskan para budak dan membunuh para penindas. Baginya menjadi penguasa berarti menjadi pembela bagi nilai-nilai kemanusiaan. Ia menjadi ratu yang bijaksana dan amat membela hak para budak utamanya anak-anak. Di akhir season 5, ia lari dari pengepungan oleh "Sons of the Harpy" (kaum yang marah akibat penghapusan sistem perbudakan di kota Meeren). Ia lari bersama naga terbesarnya "Drogon" dan di suatu tempat entah darimana asalnya datang beribu-ribu pasukan Dothraki bersama Khal yang baru. Bagaimanapun nantinya di Season 6, Daenerys telah mengajarkan apa yang seharusnya dilakukan oleh pemegang kekuasaan, yaitu membela kemanusiaan terutama mereka yang lemah dan tertindas.
And Jorah how much slaves in Meeren? "20.000 Slaves include Childrens Khaleesi", said Jorah. So we have "20.000 reasons" to release this City, said Daenerys
Kira-kira sekian untuk part I ini masih banyak sebenarnya tokohnya dan pelajaran yang bisa diambil, tapi dalam persiapan sidang S1 ini (ciee sidang), saya hanya bisa menuliskan beberapa hal ini. Sambil menunggu keluarnya Season 6 bulan April nanti hehehe.
Silahkan memberi komentar berupa kritik dan saran yang membangun
God Bless
tambahan jon snow sebenarnya anak dari lyanna stark (adeknya ned stark) dan rhaegar targaryen yang selama ini ditutupi sama ned stark, karena ned stark takut kalo ketauan robert si jon bakalan dibunuh, secara dia adalah seorang targaryen.
ReplyDelete