Selama perang dunia II, ada sebuah Gereja kecil di Frankfut, Jerman yang hancur berantakan akibat dibom oleh pasukan sekutu. Setelah perang usai dan Jerman kalah, para warga paroki kembali memperbaiki Gereja tersebut. Salah satu yang hancur lebur adalah patung Yesus, beruntung hancurnya tidak parah dan bisa disatukan lagi. Akan tetapi ketika semua runtuhan patung telah dikumpulkan, mereka tidak dapat menemukan kedua tangan patung itu.
Akhirnya mereka mendiskusikan masalah itu dan memperdebatkan ide untuk meminta salah seorang pemahat untuk membuat kedua belah tangan patung Yesus tersebut. Setelah melalui perdebatan yang panjang akhirnya mereka memutuskan untuk membiarkan patung Yesus tersebut tanpa tangan. Sebagai gantinya mereka menulis sebuah tulisan di bawah patung tersebut, bunyinya adalah:
"Kristus tidak memiliki tangan lagi selain tangan-tangan kita"
Akhirnya semakin banyak warga paroki dan orang-orang yang datang ke Gereja tersebut disadarkan bahwa sekarang karya Kristus di dunia ini harus dilaksanakan oleh mereka yang telah memilih untuk mengikuti Kristus.
Kristus tidak memiliki tangan lagi
Ia hanya memiliki tangan kita di dunia ini
Untuk mengerjakan apa yang hari ini Ia ingin selesaikan
Ia tidak memiliki kaki lagi
Ia hanya memiliki kaki kita di dunia ini
Untuk mencari orang dan menolong pada jalan-Nya
Kritus tidak memiliki mulut lagi
Ia hanya memiliki mulut kita di dunia ini
Untuk melihat kesusahan orang lain dan menghibur mereka
Ia tidak memiliki mata lagi
Ia hanya memiliki mata kita di dunia ini
Untuk melihat kesusahan dan menghiburnya
Ia tidak memiliki telinga lagi
Ia hanya memiliki telinga kita di duni ini
Untuk mendengar kerinduan orang kepada-Nya
Kristus hanya memiliki kita untuk tetap tinggal di dunia ini sebagai Kristus yang lain
(Sebuah lagu dari tahun 1400)
-Dikutip dari buku "Menjadi pribadi yang mencintai" karya Agustinus Sarwanto, SJ &Veronica Riestasari-
No comments:
Post a Comment